Powered By Blogger

Senin, 09 Juli 2012

Contoh Kasus-kasus Penyalahgunaan Pengunaan Teknologi Informasi

Salah satu kasus penyalah gunaan Teknologi Informasi adalah yang terjadi IRAN.

kasus hacker ini memang hebat aksinya dalam membela negaranya.
Dia adalah Seorang hacker asal Iran,dia mengaku bertanggung jawab atas serangan kepada sebuah perusahaan keamanan komputer.

hacker  itu juga mengatakan serangannya dilancarkan dalam rangka balas dendam atas serangan virus Stuxnet pada program nuklir di negaranya.

Pengakuan itu menyusul pembobolan terhadap  Comodo Group,  perusahaan  "pemberi sertifikasi" yang menjual jasa sebagai pihak ketiga yang independen  dalam  memastikan enkripsi antara komunikasi  pengguna dan situs web-nya.

Integritas dari enkrispsi  adalah bagian fundamental dari keamanan web, misalnya mampu mengagalkan penyerang yang  memantau email atau mencuri rincian online banking.

Pekan lalu Comodo mengungkapkan terpaksa membatalkan sembilan sertifikat digital untuk layanan web provider antara lain Google, Microsoft, Skype dan Yahoo setelah  ada masalah penipuan yang dilakukan seorang pembobol sistem.

Serangan itu telah dilacak hingga ke Iran, dan kini seorang individu muncul  dan mengaku bertanggung jawab,ini lah dia hacker yang berwibawa.

hacker ini baru berusia 21 tahun ,dia sudah mampu untuk membobol ke dalam Comodo dengan "Sangat,sangat cepat".

"Comodohacker", sebagaimana ia menamakan dirinya,  mengatakan  bahwa dia menggunakan "pengalaman dari 1.000 peretas" untuk mempertahankan kepemimpinan Iran dan ilmuwan nuklir negara itu dalam  melawan musuh internasional dan domestik.

Lewat sebuah pesan yang panjang, yang ditulis dalam bahasa Inggris ia sesumbar "Saya tahu anda sangat terkejut  dengan pengetahuan saya, kemampuan saya, kecepatan, dan keahlian saya dan seluruh serangan itu. Semuanya begitu mudah buat saya." itu lah kata-katanya.

Comodohacker mencerca khususnya  Stuxnet, sebuah virus yang sangat mutakhir yang tahun lalu mengganggu sistem kendali terpusat pada situs pengayaan uranium Iran di Natanz.

Investigasi forensik dari serangan itu secara kuat mengindikasikan bahwa hal itu merupakan sebuah operasi gabungan yang dilakukan oleh AS dan Agen intelejen rahasia Israel.

"Ketika AS dan Israel menciptakan Stuxnet, tak seorang pun berbicara mengenai hal itu, tak ada yang bersalah, tak ada yang terjadi sama sekali, sehingga ketika saya membobol sertifikat tak ada apapun yang akan terjadi, saya ulangi,  ketika saya membobol  tak ada apapun yang akan terjadi," kata comodohacker.

"Jika anda melakukan praktik kotor Internet di  Iran, saya sarankan anda untuk menghentikan pekerjaan anda, dengarkan suara rakyat  di Iran, jika tidak, anda akan berada dalam masalah besar, dan juga anda bisa-bisa pergi dari  dunia digital dan kembali menggunakan alat hitung manual."

Pembobolan pertama terdeteksi  pada 22 maret  oleh  Jacob Appelbaum, seorang peneliti keamanan di proyek Tor, yang merupakan sebuah LSM berbasis di AS. LSM tersebut  membuat piranti lunak yang digunakan oleh kaum oposisi di Iran dan di manapun guna mencegah pengintaian internet.

Pada 16 maret Appelbaum mendapati  bahwa Mozilla dan Google secara diam-diam memperbaharui browser firefox dan chromenya untuk membatalkan sertifikat digital yang  tampaknya diterbitkan Comodo.

Perusahaan itu kemudian terpaksa mengakui  bahwa pihaknya telah dibobol pada 15 Maret - melalui sistem yang digunakan oleh mitranya  di Eropa yang bertugas menerbitkan  sertifikat digital. Comodo mencurigai adanya pemerintah yang terlibat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar